Oleh: Toil Lemir

 

“Bulan tetaplah bulan, Matahari tetap matahari”

Aldi dan Rehan teman dari kecil, mereka berdua janjian untuk nongkrong di warung lesehan di lapangan, yang tempatnya tidak jauh dari rumah. Selang tak lama Aldi menghampiri Rehan, untuk segera berangat ke warung lesehan. Saat diperjalanan Aldi berbicang-bincang mengenai menu makanan. Sesampai di warung lesehan, Aldi dan rehan langsung memesan makanan yang diperbincangkan saat diperjalanan tadi.

Setelah selesai makan, Aldi dan Rehan langsung berbaring di atas gelaran tikar. Sambil melihat ribuan bintang yang berkelap-kelip, maka dari itu banyak pengunjug yang datang, selain hidangan makanan yang enak melainkan juga pemandangan yang sangat indah.

Selang tak lama dengan tidak sadar Aldi bertanya ke Rehan “kamu enak ya Rehan punya orang tua yang selalu perhatian dan banyak waktu untuk bermain bersamamu”

Kemudian Rehan menjawab “ jangan ngomong gitu Aldi, semuanya juga ada enak dan ada enggaknya, justru malah kamu yang kelihatan lebih enak, minta apa-apa bisa cepat keturutan, berbeda denganku harus menabung beberapa bulan dulu baru bisa membeli apa yang aku inginkan”.

“Hehehe, iya juga ya han. Udah yok kita pulang, udah malam juga”.

Kemudian Aldi dan Rehan bergegas untuk membayar makananya dan langsung pulang keruah masing-masing. Sesampai dikamar tidur Aldi masih terbayang-bayang betapa enaknya menjadi Rehan, mempunyai kedua orang tua yang sangat baik dan perhatian, dibandingkan Aldi yang setiap hari diurus dengan pembantu, sekalipun orang tua Aldi pulang langsung tidur, seakan-akan orang tua Aldi tidak pernah mempunyai anak.

Setelah itu Aldi meng charger hp nya, dengan tidak sengaja Aldi menyenggol gelas, yang masih berisi air putih sehingga colokan kepala charger tersiram air, dan Aldi langsung tersengat listrik  sehingga membuat pingsan

Begitupun dengan Rehan betapa enaknya menjadi Aldi, jika Aldi meminta sesuatu pasti langsung dibelikan. Saat Rehan menginginkan sesuatu harus menyisihkan uang jajan selama berbulan-bulan.

Tak lama kemudian Rehan bergegas mematikan lampu kamarnya, karena sebentar lagi Rehan akan tidur. Setelah mematikan lampu, Rehan berjalan menuju kasur empuknya. Belum sampai di kasur Kaki Rehan terpeleset dan  kepala Rehan terbentur lantai, sehingga membuat kepala Rehan sangat pusing dan tidak sadarkan diri.

***

Pagi telah tiba, suara ayam berkokok terdengar berulang kali dengan keras, sehingga membuat  Aldi dan Rehan terpaksa untuk bangun, disaat Aldi dan Rehan sudah benar benar terbangun, kedunaya merasakan badan yang sedikit pegal-pegal dan suasana kamar sangat berbeda, kemudian mereka berdua langsung mencari cermin untuk melihat apakah ada sesuatu yang berbeda, dan ternyata keinginan mereka di kabulkan, yaitu raga mereka tertukar, yang mana aldi berada di raga Rehan, dan rehan berada di raga Aldi.

Aldi begitu bahagia karena bisa berada didalam tubuhnya Rehan, yang mana  orang tua Rehan sangat perhatian dan selalu mempunyai waktu untuk bermain dengan rehan. Aldi masih belum percaya dengan kejadian seperti ini, Aldi mencoba untuk mencubit pipinya untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi, setelah di cubit beberapa kali Aldi merasakan kesakitan, bahwa ini adalah kenyataan dan bukan mimpi.

Setelah senang menerima mukjizat ini, Aldi langsung keluar kamar dan langsung berjalan menuju ruang makan, sesampai di ruang makan sang ayah langsung mencium kening anaknya dengan berkata” wahh anak bapak kelaparan ya, ini ibumu sudah bikin makanan kesukaan kamu, tempe sama jengkol, pasti nanti makannya habis banyak kayak biasanya”. Seketika Aldi murung karena dirumhnya dulu dia tidak pernah memakan masakan seperti ini, karena makanan seperti ini biasanya dimakan oleh pembantu. Sang ayah tiba-tiba kebingungan, karena melihat anaknya tidak lahap memakan-makanan kesukaanya ini, sang ayah langsung menanyakan:

” loh kenapa kok makannya gk lahap seperti biasanya”

aldi menjawab “enggak papa kok yah” sang ayah semakin kebingungan, karena sang anak biasanya memanggil bapak dengan tiba-tiba memanggil ayah.

Setelah selesai makan, Aldi langsung bergegas mengambil handuk dan langsung mandi, melihat kamar mandinya yang kecil dan menjadi satu dengan kloset. Aldi sangat jijik, karena tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini, padahal belum ada satu hari menjadi Rehan, itu saja sudah banyak ngeluh. Namun Aldi tetap besikukuh untuk untuk bersikap biasa  saja, agar aldi mendapatkan belas  kasih sayang dari kedua orang tau rehan.

Waktu demi waktu, sang ayah mulai curiga dengan kelakuan anaknya, yang dulunya Setiap hari menghabiskan waktunya dengan membaca buku, dan sekarang malah menghabiskan waktunya untuk main game dan tidur. Sang ayah bertanya “nak kamu setiap hari main game sama tidur terus, padahal bapak sudah beliin kamu buku novel baru loh, yang dari dulu kamu inginkan yaitu “Penakluk Badai” yang dikarang oleh Aguk Irawan MN. Bukunya dibaca ya jangan main game terus, jarang-jarang bapak bisa beliin, biasanya kan harus nabung selama beberapa bulan dulu baru bisa beli buku, “iya pak” Aldi menjawab sambil pura-pura senang.

Tak beda jauh dengan nasib Rehan, yang mana awal mulanya sangat senang berada didalam tubuh Aldi, karena meminta apapun semuanya di turutin, namun lama-kelamaan Rehan tidak betah berada didalam tubuh Aldi, krena orang tuanya tidak pernah memperhatikan anaknya, setiap hari di urus dengan pembantu, dan juga orang tua aldi sangat emosional. Jadi keinget kata orang-orang, lebih baik menjadi diri sendiri dan mensyukuri nasib yang telah diberikan sang Pencipta, karena itulah yang paling terbaik bagi kita.

Karena sudah tidak betah berada didalam tubuh Aldi, Rehan pun berdoa kepada sang Pencipta untuk mengembalikan secepatnya raga ke tubuh aslinya. Namun do’a nya tidak langsung dikabulkan. Rehan sangat sedih dan menyesal, karena dulu pernah berfikir berapa enaknya  menjadi Aldi.

Kemudian Aldi menelfon Rehan, mengajak untuk bermain kerumahnya dan bercerita tentang keadaan yang sudah di alami setelah bertukar raga. Setelah Rehan sampai dirumah Aldi, mata rehan langsung berkunang-kunang ingin meneteskan air mata. Karena waktunya terbuang sia-sia dengan kehampaan. Setelah mengetahui jika Rehan ingin menangis, aldi langsung bertanya kepada Rehan

Aldi ” Loh Aldi, kamu kenapa kok pengen nangis”.

Rehan” Saya tidak kuat dengan keadaan seperti ini, saya menyesal”.

Aldi” Sebenarnya saya juga sudah tidak kuat dengan keadaan seperti ini han, karena semuanya tampak aneh

Setelah Rehan dan Aldi puas untuk bercerita keluh kesahnya bertukar raga, Aldi dan Rehan hanya bisa pasrah dan berdoa, agar raga mereka cepat dikembalikan ke tubuh pemilik aslinya. Dan tak lama kemudian Rehan pulang ke rumah.

***

Satu tahun berlalu, kini sebentar lagi Aldi dan rehan akan berulang tahun, karena mereka berdua dilahirkan dihari dan tanggal yang sama. Secara diam-diam, kedua orang tua Aldi dan Rehan bersekongkol ingin mengadakan acara ulang tahun di warung yang biasanya dikunjungi Aldi dan Rehan.

Hari ulang tahun sudah tiba. Aldi dan Rehan sedang di tutup kedua matanya, dan kedua orang tuanya mengarahkan ketempat warung lesehan. Setelah sampai, kedua orang tua Aldi dan Rehan perlahan membukak penutup mantanya, dan dengan kagetnya Aldi dan Rehan melihat kue yang sangat besar, dengan lilin bertuliskan 15 Tahun, dan dikelilingi keluarga besar aldi dan rehan.

Momen yang di tunggu-tunggu sudah tiba, yaitu meniup lilin kue ulang tahun sambil memejamkan mata dan berdo’a

Aldi: semoga dengan ulang tahun ku ini aku bisa kembali ke tubuhku sendiri

Rehan: semoga dengan do’a ini keinginanku untuk kembali ke ragaku sendiri bisa terkabul

Setelah meniup lilin, Aldi dan Rehan merasakan sakit kepala yang sangat dahsyat, sehingga membuat pingsan secara bersamaan. Dan seketika keluarga Aldi dan Rehan panik, dan segera memberi pertolongan pertama kepada Aldi dan Rehan.

 

 

Yogyakarta 13 september 2021

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *