
Oleh: Fahrudin
Kemajuan revolusi industri
Kian merambah pada lingkup kecil pada suatu wilayah yaitu pedesaan. Hal tersebut menjadikan masyarakat desa harus bisa menyelami kemajuan dari revolusi industry 4.0 yang lebih mengarah pada era digitalisasi. Untuk menyikapinya masyarakat desa perlu persiapan supaya tidak dilumat arus perkembangan zaman.
Digitalisasi adalah sebuah anugrah yang tersaji untuk memudahkan proses kehidupan yang berkaitan dengan sistem digital.
Tidak hanya di wilayah kota yang bisa memaksimalkan anugrah tersebut, desa pun bisa mengaplikasikannya. Dengan dimulai dengan penentuan subjek atau pelaku yang diimbangi dengan gagasan ide dan anggara dana yang mencukupi tidak menutup kemungkinan digitalisasi desa akan tercapai.
Secara fungsional
memang digitalisasi memegang peran penting dalam memudahkan kehidupan manusia ketika mengimbangi kemajuan zaman. Namun bukan berarti digitalisasi hanya mempunyai sisi positif saja. Tentunya sisi negatif juga terdapat di dalamnya. Guna memaksimalkan sisi positif yang terkandung dalam digitalisasi tersebut perlu adanya aksi dan reaksi dari masyarakat desa khususnya para remaja.
Secara historis perkembangan revolusi industri dari abad ke abad terus mengalami kemajuan. Tercatat revolusi indutri saat ini telah sampai pada titik 4.0 yang identik pada implementasi peningkatan manufaktur sistem dan teknologi.
Menurut sejarah revolusi industri 4.0
merupakan salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi modern jerman yang muncul pada abad 20 yang ditandai dengan kehadiran robot, mechine learning, biotechnology, internet of thing, serta driverless vihicle.
Kemajuan revolusi industri 4.0 dapat diartikan sebagai anugrah yang hadir di kehidupan manusia. Segala bentuk kemudahan tersaji dalam media digital yang memungkinkan menusia lebih mudah melaksanakannya. Untuk itu anugrah yang terkandung dalam revolusi industri 4.0 perlu adanya aksi dan reaksi. Sehingga manusia tidak hanya tenggelam dalam arus industri 4.0 melainkan harus bisa menyelami segala bentuk anugrah yang mungkin memberikan feedback baik berupa finansial ataupun esensial.
Revolusi industri 4.0
Atau yang lebih tenar dengan sebutan era digitalisasi kian menjamah luas hampir semua kalangan manusia. Tidak hanya pada kota-kota besar yang lebih unggul dalam teknologinya, namun digitalisasi kian merambah pada pelosok desa. Kemudian hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh pihak pemerintah, terbukti pada tahun 2020 terdapat 300-400 desa telah menerima bantuan dana guna meningkatkan digitalisasi desa. Maka dari itu gerakan digitalisasi desa menjadi hal penting mendukung kemajuan negara.
Antusias pemerintah dalam mendukung digitalisasi desa menjadi salah satu trobosan yang bisa dikatakan paling penting dalam pelaksaannya. Selain dari anggaran dana ada komponen lain yang tidak kalah pentingnya dalam membudayakan digitalisasi desa yaitu subjek atau pelaku.
Pada dasarnya digitalisasi tidak memandang status demografi seseorang, artinya semua orang berkesempatan mendapatkan hasil jika seseorang tersebut rela terjun dan bergerak di dalamnya. Namun tidak menutup kemungkinan aspek usia akan mempengaruhi kualitas digitalisasi seseorang.
Dengan alasan semakin tua usia seseorang akan semakin menutup diri pada era tersebut karena di usia tua, seseorang lebih menyukai ketenangan. Lain halnya jika pelakunya anak-anak, mereka lebih dominan menganggapnya sebagai hiburan semata. Untuk itu pelaku yang sangat memungkinkan terciptanya efektivitas budaya digitalisasi desa adalah remaja.
Arah sepak terjang atau visi digitalisasi yang digagas juga perlu ditentukan
Karena visi tersebut akan berkaitan dengan ide. Sedangkan ide tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa setempat. Sehingga terciptanya singkronisasi antara digitalisasi yang digagas dengan kebutuhan masyarakat setempat. Artinya digitalisasi tersebut kehadirannya tidak sia-sia.
Salah satu ide yang bisa dikembangkan adalah website. Website adalah kumpulan halaman yang berisikan informasi tertentu dan dapat diakses oleh banyak orang melalui internet. Melihat pengertian sebelumnya, memiliki kesamaan esensi fungsi dengan balai desa. Artinya sama-sama memiliki multifungsi sesuai dengan keinginan masyarakat. Sehingga dalam pembuatan website harus bersifat universal atau semua masyarakat di suatu desa mendapatkan fasilitas pelayanannya.
Website Balaidesa berbeda dengan website desa yang memiliki Domain go.id atau milik pemerintah
Website Balaidesa ini digagas untuk kebutuhan universal, artinya aspek ekonomi, pendidikan, sosial, wisata, dan lainnya terjangkau oleh masyarakat. Sehingga semisal masyarakat mempunyai masalah dalam pemasaran produk ekonomi akan dibantu website Balaidesa untuk memasarkannya. Begitu juga jika seseorang kesulitan dalam pembelajaran dapat diberi akses bimbingan pembelajaran melalui website Balaidesa tersebut.
Kemudian apa saja yang harus disiapkan dalam pengembangan website Balaidesa tersebut. Pertama kita harus menentukan domain atau nama dalam suatu website. Selain itu domain juga memilik ekstensi, yang paling populer adalah .com. Jadi semisal kita menggunakan ekstensi .com nama domainnya adalah Balaidesa.com. Namun perlu diingat bahwa pembuatan domain ini perlu adanya anggaran dana guna membelinya.
Kedua hosting, hosting adalah piranti yang dijadikan sebagai tempat menyimpan file, gambar, video dan data website yang akan diakses masyarakat desa. Hosting tersebut memiliki kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan harganya. Semakin tinggi harga yang dikeluarkan, semakin tinggi juga kapasitas hosting yang disewakan.
Ketiga aplikasi website, setelah memiliki domain dan hosting perlu adanya pembuatan aplikasi. Aplikasi ini digunakan menentukan tampilan website seseorang baik berupa desain, menu navigasi, teks informasi, gambar, video, maupun komposisi warnanya.
Keempat atau hal terakhir yang paling penting adalah pengelolaan website. Pelaku setidaknya harus bisa memahami bahasa pemograman, seperti php, html, dan lain-lainnya. Karena hal tersebut berkaitan dengan admin dalam pengelolaan website yang mengisi fitur-fitur yang akan dikunjungi oleh pengunjung.
Setelah pembuatan website selesai, agar website tersebut tidak stagnan pada satu titik penghasilan dari masyarakat yang membutuhkan layanan. Website tersebut dapat dimonetisasi malalui Google AdSense ataupun AdMop melalui pengajuan. Dan pengajuan tersebut bisa diterima jika website tersebut sesaui dengan kriteria.
Selain itu memberlangsungkan budaya digitalisasi desa yang berupa website perlu adanya seminar secara meluas pada masyarakat desa. Melalui sosialisasi diharapkan masyarakat lebih memahami alur penggunaanya dan manfaat apa yang akan didapatkan ketika menggunakan website tersebut. Selain itu melalui seminar juga menjadi proses pembenahan bidang-bidang yang hendak ditampilkan dalam website yang akan diaplikasikan.
Digitalisasi desa
Adalah pemanfaatan system digital guna memajukan kehidupan masyarakat desa. Banyak fitur yang tersaji di ruang digitalisasi yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya yaitu penggunaan website, untuk perancangannya masyarakat desa perlu menyiapkan tiga yaitu subjek atau pelaku, anggara dana, dan juga desain ide yang ingin digagas. Setelah tiga hal tersebut terpenuhi tinggal memikirkan bagaimana cara membuat website yang memberikan feedback positif kemajuan desa baik dibidang ekonomi, pendidikan, social, wisata, maupun lainnya.
REFERENSI
Ansori, Aan., Sari, Ahmad Fitriyadi. (2020). Inovasi pendidkan di masa pandemi covid-19. Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara. 1(2), 133-148.
https://www.jasa-website.net/artikel/apaapa-saja-yang-dibutuhkan-untuk-membuat-website
https://www.merdeka.com/uang/hingga-september-2021-dana-sudah-digitalisasi-1100-desa.html
Theffidy, S. G. A. (2020). Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 di Tengah Covid-19.