
Oleh: Aqib Muhammad KH
Manusia
Semua tentang manusia—tidak hewan, tidak pula tumbuhan, jin, dan moloikat.
Manusia adalah makhluk kontroversial yang tiada habis.
Oh….bagaimanapun tekanan, masalah, bertubi-tubi datang memporak-porandakan ketenanganmu, atau bahagia membelah kesedihan dan kepedihanmu, tiada akan kau dapati semua manusia senang. Pastilah congkak di antara mereka ada dan kau jumpai, Kawan.
Jangan heran makanya pada siapapun ia yang tiba-tiba menjauhi dan mendeklarasikan diri di depan orang-orang kepercayaanmu bahwa ia sekarang memusuhimu.
Tapi bagaimanapun bentuk dan ekspresi mereka menampakkan ketidaksenangan dan kebencian, tetaplah menjadi bijak. Jadilah pemaaf, Kawan. Karena hatimu adalah neraka bersamaan benci meradang lama di sana: di hatimu: tempat jauh dari bagian tubuh luarmu. Yakan, yakan?
Hujan
Ia yang mencipta sajak untuk kekasih saat hujan
Adalah perasaan terdalam dari seorang yang merasa kesepian
Di sudut kamar ini, Da
Kurasai sekujur tubuhku menggigil
Padamu mataku rindu
Ulu hatiku terlunta-lunta
Pasak-pasak rasa menghamtam hebat tubuhku yang ringkih Meradang
Aku tak berdaya
Pajangan, 17 Ramadhan 1443
Simulasi Mimpi Basah
Malam ini: Hawa dingin
Dalam ilusi, kau memelukku;
Dekap tubuhku yang lemah
saat tiada kuasa aku menahan susah
Hangat meninabobokkanku
Di lembah yang sunyi
Rindu menjadi-jadi
Padamu—
Pada alismu
Pada lentik jemarimu
Pada jilbabmu
Pada matamu
Pada bibirmu
Pada senyummu
Pada bau parfummu,
Dan semua yang ada padamu.
Lalu pada siapa aku bicarakan kecuali padamu seorang, Kekasih?
Pada siapa kurebahkan diri kecuali pada pundakmu yang kuat, Kekasih?
Saat ini hujan
Aku disapa dingin dan gigil.
Kucari selimut
Kubungkus tubuhku dengannya
Masih sama: dingin
Beberapa saat
Kau datang
Kau letakkan bibirmu pada bibirku yang sudah terlampau biru.
Kau tiupkan nafasmu
Hangat. Hangat sekali.
Aku seperti sedia kala.
Sehat.
Tak lama, aku terperanjat.
Mimpi.
Sialan.
Pajangan, 18 Ramadhan 1443
Kamar
Inscure
Tepat sebagaimana bayanganku:
Kau bahagia dengan pernak-pernik bahagia
Pula angan dan inginmu yang mendaras nyata
Solah juga tingkahmu yang baik
Lentik jemarimu yang semakin eksotik
Parasmu yang kian cantik
Lalu
Seorang berdasi tepat di sampingmu itu, Cah Ayu
Rambutnya klimis tak seperti rambutku
Jasnya mewah dan wah tak seperti punyaku
Lalu
Aku sadar
Aku hanya memilikimu dalam doa
Karena dalam doa, aku bebas menjadikanmu apa
Malam 29 Ramdhan